Jumat, 27 Juli 2012

Teknik Dasar lari sprint




c. Teknik lari sprint
Teknik adalah sangat kritis terhadap prestasi selama suatu lomba lari sprint. Melalui tahapan lomba tuntutan teknik sprint beragam seperti halnya aktivitas otot-otot, pola waktu mereka dan aktivitas metabolik para atlet dari tahap reaksi sampai tahap transisi tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan kecepatan dari suatu sikap diam di tempat.
Tujuan utama lari sprint adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan kedepan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang-langkah dan frekuensi-langkah. untuk bisa berlari cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau kedua-duanya. Tujuan teknik-sprint selama perlombaan adalah untuk mengerahkan jumlah optimum daya kepada tanah didalam waktu yang pendek. Teknik yang baik ditandai oleh mengecilnya daya pengereman, lengan lengan efektif, gerakan kaki dan badan dan suatu koordinasi tingkat tinggi dari gerakan tubuh keseluruhan (IAAF, 1993;22).
Teknik lari sprint lari 100m dapat dirinci menjadi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap reaksi dan dorongan
2. Tahap lari akelerasi
3. Tahap transisi/perubahan
4. Tahap kecepatan maksimum
5. Tahap pemeliharaan kecepatan
6. Finish
Lomba lari sprint yang lain mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang dan pentingnya tahapan relatif bervariasi. Dalam aspek biomekanika kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah dalam per satuan waktu). Untuk bisa berlari lebih cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau kedua-duanya. Hubungan optimal antara panjang langkah dan frekuensi langkah bervariasi bagi tahap-tahap lomba yang berbeda-beda. Dalam lari sprint terdapat beberapa tahapan yaitu:
1. Start
Menurut IAAF (2001;6) suatu start yang baik ditandai dengan sifat-sifat berikut;
a. Konentrasi penuh dan menghapus semua gangguan dari luar saat dalam posisi aba-aba “bersediaaaaa”
b. Meng-adopsi sikap yang sesuai pada posisi saat aba-aba “siaaap”
c. Suatu dorongan explosif oleh kedua kaki terhadap start-blok, dalam sudut start yang maksimal
Teknik yang digunakan untuk start harus menjamin bahwa kemungkinan power yang terbesar dapat dibangkitkan oleh atlet sedekat mungkin dengan sudut-start optimum 450. setelah kemungkinan reaksi yang tercepat harus disusul dengan suatu gerak (lari) percepatan yang kencang dari titik-pusat gravitasi dan langkah-langkah pertama harus menjurus kemungkinan maksimum.
Ada tiga variasi dalam start-jongkok yang ditentukan oleh penempatan start-blok relatif terhadap garis start: a. Start-pendek (bunch-start), b. Start-medium (medium-start), c. Start-panjang (elongated-start). Start medium adalah umumnya yang disarankan, ejak ini memberi peluang kepada para atlet untuk menerapkan daya dalam waktu yang lebih lama daripada start-panjang (menghasilkan kecepatan lebih tinggi), tetapi tidak menuntut banyak kekuatan seperti pada start-pendek (bunch-start). Suatu pengkajian terhadap teknik start-jongkok karenanya dapat dimulai dengan start medium. Ada tiga bagian dalam gerakan start, yaitu:
a. Posisi “bersediaaa”
Pada posisi ini sprinter mengambil sikap awal atau posisi “bersediaaa”, kaki yang paling cepat/tangkas ditempatkan pada permukaan sisi miring blok yang paling depan. Tangan diletakkan dibelakang garis start dan menopang badan (lihat gambar ). Kaki belakang ditempatkan
pada permukaan blok belakang, mata memandang tanah kedepan, leher rileks, kepala segaris dengan tubuh (lihat gambar).


Menurut IAAF (2001;8) posisi “siaaap” ini adalah kepentingan dasar bahwa seorang atlet menerima suatu posstur dalam posisi start “siaaap” yang menjamin suatu sudut optimum dari tiap kaki untuk mendorongnya, suatu posisi yang sesuai dari pusat gravitasi ketika kaki diluruskan dan pegangan awal otot-otot diperlukan bagi suatu kontraksi explosif dari otot-otot kaki.
Tanda-tanda utama suatu posisi “siaaap” yang optimum daya adalah;
1. Berat badan dibagikan seimbang
2. Poros pinggul lebih tinggi daripada poros bahu
3. Titik pusat gravitasi kedepan
4. Sudut lutut 900 pada kaki depa,
5. Sudut lutut 1200 pada kaki belakang
6. kaki diluruskan menekan start blok


c. Posisi (aba-aba) “ya”
Daya dorong tungkai dan kaki dalam start dapat dianalisa dengan menggunakan papan-pengalas daya dibangu pada start blok. Bila kaki-kaki menekan pada papan itu pada pada saat start, impuls dapat disalurkan ke dan ditampilkan pada suatu dinamo-meter. Kekuatan impuls arah dan lamanya, juga timing dari dorongan dari tiap kaki dapat dicatat.
Ciri kunci yang untuk diperhatikan adalah:
1. kaki belakang bergerak lebih dahulu. Pola daya kekuatan menunjukkan bahwa daya kekuatan yang puncaknya sangat tinggi dikenakan mengawali gerak akselerasi dari titik-pusat gravitasi atlet dengan cepat menurun.
2. Penerapan daya kekuatan dari kaki depan dimulai sedikit lambat yang memungkinkan gerak akselerasi titik-pusat gravitasi untuk berlanjut setelah dorongan kaki belakang menghilang, dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Kenyataannya, daya kekuatan daya kekuatan digunakan oleh kaki-depan kira-kira dua kali lipat dari daya kaki-belakang.


Tahap pemulihan (recovery). Otot-otot flexor lutut mengangkat tumit kedepan pantat dengan pembengkokan (flexio) kedepan serentak dari otot-otot paha. Tungkai bawah tetap ditekuk ketat terhadap paha mengurai momen inertia. Lutut yang memimpin dipersiapkan untuk suatu ayunan ke depan yang relax dari tungkai bawah dalam langkah mencakar berikutnya. Lutut dorong yang aktif mennyangga pengungkit pendek dari kaki ayun. Kecepatan sudut optimal pada paha berayun kedepan menolong menjamin frekuensi langkah lari yang tinggi.
Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah agar kaki dorong putus kontak dengan tanah. Kaki rilex, mengayun aktif menuju pembuatan langkah diatas lutut kaki sangga dan sebagai tahap lanjutan dan persiapan angkatan lutut. Adapun ciri-ciri atu tangda-tanda tahap ini adalah:
1. Ayunan rilex kaki belakang yang tidak disangga sampai tumit mendekati panta. Bandul pendek ini sebagai hasil kecepatan sudut yang tinggi memungkinkan membuat langkah yang cepat.
2. Angkatan tumit karena dorongan aktif lutut, dan harus menampilkan relaksasi total dari semua otot yang terlibat.
3. Perjalanan horizontal pinggul dipertahankan sebagai hasil dari gerakan yang dijelaskan
b. Tahap ayunan depan.

Tahap angkat lutut. Tahap ini menyumbangkan panjang langkah dan dorongan pinggang. Persiapan efektif dengan kontak tanah. Sudut lutut yang diangkat kira-kira 150 dibawah horizontal. Gerakan kebelakang dari tungkai bawah
sampai sutau gerakan mencakar aktif dari kaki diatas dari dasar persendian jari-jari kaki dalm posisi supinasi dari kaki. Kecepatan kaki dicapai dengan bergerak kebawah/kebelakang sebagai suatu indikator penanaman aktif dari hasil dalam suatu kenaikan yang cepat dari komponen daya vertikal.
Tujuan dan fungsi tahap ini adalah agar lutut diangkat, bertanggung jawab terhadap panjang langkah yang efektif , dalam kaitan dengan ayunan lengan yang intensif. Teruskan dan jamin jalur perjalanan pinggang yang horizontal. Persiapan untuk mendarat engan suatu gerakan mencakar dan sedikit mungkin hambatan dalam tahap angga depan. Tahap ini memiliki sifat-sifat atau tanda-tanda, yaitu:
1. Angkatan paha/lutut horizontal hampir horizontal, melangkahkan kaki sebaliknya sebagai prasyarat paling penting dari suatu langkah-panjang cepat dan optimal.
2. Gerakan angkat lutut dibantu oleh penggunaan lengan berlawanan diametris yang intenssif.
3. Siku diangkat keatas dan kebelakang.
4. Dlam lanjutan dengan ayunan kedepan yang rilex dari tungkai bawah karena pelurusan paha secara aktif, dengan niat memulai gerak mencakar dari kaki aktif.

Ø Tahap Amortisasi
Pemulihan dari tekanan pendaratan adalah ditahan. Ada alat pengaktifan awal otot-otot yang tersedia didalam yang diawali dalam tahap sebelumnya. Ide-nya guna menghindari adanya efek pengereman/hambatan yang terlalu besar dengan membuat lama waktu tahap sangga/topang sependek mungkin. Tahap ini mempunyai tujuan dan fungsi sebagai tahap amortisasi tahap kerja utama. Mengontrol tekanan kaki pendarat oleh otot-otot paha depan yang diaktifkan sebelumnya dan otot-otot kaki bertujuan untuk membuat sesuatu gerak explossif memperpanjang langkah sebelumnya.
Tahapan ini memiliki sifat atau tanda sebagai berikut:
1. Gerakan mencakar aktif dari sisi luar telapak kaki dengan jari-jari keatas.
2. Jangkauan kedepan aktif harus tidak menambah panjang-langkah secara tak wajar, namun mengizinkan pinggang (pusat gravitasi tubuh) berjalan cepat diatas titik sanggah kaki.
3. Hindari suatu daya penghambat yang berlebih-lebihan.
4. Waktu kontak dalam angga depan harus sesingkat mungkin.
Ø Tahap Sangga/Topang belakang
Besarnya impuls dan dorongan horizontal diberi tanda. Lama penyanggaan itu adalah singkat saja. Sudut dorongan sedekat mungkin dengan horizontal. Ada suatu perluasan elastik dari sendi kaki, lutut dan pinggul. Menunjang gerakan ayunan linier lengan oleh suatu angkatan e fektif dari siku dalam ayunan kebelakang, dan ayunan kaki mengintensifkan dorongan dan menentukan betapa efektifnya titik pusat massa tubuh dikenai oleh gerakan garis melintang dari perluasan dorongan. Togok badan menghadap kedepan.
Kriteria untuk tahap-tahap penyanggaan ini adalah:
1. Waktu singkat dari periode sangga/topang keseluruhan.
2. Suatu impuls akselerasi yang signifikan pada tahap topang belakang.
3. Suatu waktu optimum dari impuls percepatan pada tahap topang/sangga belakang.
4. Hampir tidak ada daya pengereman/hambatan pada tahap sanggahan.
Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah sebagai tahap akselerasi ulang, penyangga untuk waktu singkat, dan sebagai persiapan dan pengembangan suatu dorongan horizontal yang cepat.
Tahap ini memiliki sifat-sifat atau tanda, yaitu:
1. Menempatkan kaki dengan aktif, disusul dengan pelurusan sendi-sendi: kaki, lutut, pinggul.
2. Menggunakan otot-otot plantar-flexor dan semua otot-otot pelurus kaki korset.
3. Badan lurus segaris dan condong kedepan kurang lebih 850 dengan lintasan.
4. Penggunaan yang aktif lengan yang ditekuk kurang lebih 900 ke arah berlawanan dari arah lomba.
5. Siku memimpin gerakan lengan.
6. Otot-otot kepala, leher, bahu dan badan dalam keadaan rileks.
7. Tahap permulaan gerak kaki ayun lutut diangkat.
c. Gerakan finish
Gerakan finish adalah gerakan pengikut atau gerakan tambahan sebelum berhenti secara total setelah berlari secara maksimum. Hal ini bertujuan agar tubuh bisa beradaptasi kembali dan mencegah terjadinya cidera


Tidak ada komentar:

Posting Komentar